Thursday 30 April 2020

Cara membaca hasil CSL Crosshole Sonic Logging bagi Pemula


Dalam pengujian tiang borepile, ada yang disebut dengan pengujian integritas tiang atau keutuhan tiang. Salah satu metode yang digunakan adalah metode crosshole sonic logging. Metode ini adalah salah satu metode yang akurat untuk mengetahui keutuhan tiang bore karena metode ini memindai kerapatan material sepanjang pondasi yang di cor.


Foto di atas adal foto yang menunjukkan lubang-lubang untuk test CSL yang disiapkan pada saat pembersian. dapat dilihat pada foto lubang yang disiapkan berjumlah 4 buah.

Dalam artikel kali ini, saya akan berbagi cara membaca dan menerjemahkan hasil cross hole sonic logging bagi pemula. Tentunya untuk keputusan tindak lanjut terhadap tiang dari hasil pengujian ini harus diputuskan oleh tenaga ahli yang bersertifikat. Tetapi paling tidak, kita yang masih pemula juka melihat sepintas data dari CSL ini bisa memutuskan bahwa tiang itu defect atau tidak, sehingga keputusan kelanjutan pekerjaan selanjutnya dapat segera di putuskan. Misal, dari hasil di dapat tiang tidak kompak maka pekerjaan pilecap dapat di hentikan sementara menunggu hasil evaluasi dan tindak perbaikan yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Berikut adalah contoh tiang yang Normal



COL = Cut of Level atau elevasi pemotongan tiang di bawah pilecap
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam 1 tiang dilakukan 3 kali pemindaian. Karena Pada saat pengecoran dibuat 3 lubang yaitu lubang 1,2 dan 3.
Pada gambar paling kiri terdapat keterangan tube number 1-2
Pada gambar tengah terdapat keterangan tube number 1-3
Pda gambar paling kanan terdapat keterangan tube number 2-3

Pada tube 1-2 dan tube 1-3 dapat terlihat tidak ada warna hijau dari elevasi -0,5 sampai -2,5, itu menunjukkan kepala tiang tidak memiliki kerapatan, bukan berarti keropos, bisa jadi pada posisi tersebut berupa lumpur sisa pengecoran yang mengeras. Tetapi hal tersebut masih dapat di toleransi karena tidak melebihi kedalaman COL dan akan di buang nantinya.

Dari data dapat di lihat ketiga tube dari posisi COL sampai elevasi -12 m warna hijaunya utuh yang menunjukkan kerapatan material pembentuk borepile baik.

Berikut adalah contoh tiang bore yang mengalami soft toe, yaitu terdapat lapisan lunak di bawah di ujung tiang bor.

Hal ini bisa terjadi karena proses cleaning lubang sebelum pengecoran yang tidak sempurna, atau pada saat pengecoran tidak menggunakan casing sehingga lubang runtuh namun pengecoran tetap di lanjutkan.


dapat di lihat pada gambar di atas, pada kedalaman -12 m terdapat warna hijau yang agak samar-samar. Inilah indikasi tiang bor mengalami soft toe. Keputusan tindak lanjut hal ini harus diambil oleh tenaga ahli geoteknik yang bersertifikat.

Berikut adalah contoh tiang bore yang mengalami defect/keropos dimana terdapat warna samar-samar bahkan terputusnya garis rambatan gelombang. Tiang sudah tentu tidak bisa di pakai karena keropos yang mungkin terjadi karena kurangnya pemadatan pada waktu pengecoran borepile.


Selain dari itu, ada juga hasil yang menunjukkan bahwa pengujian CSL gagal. Bukan berarti tiang rusak, tetapi hal ini bisa terjadi karena sensor tidak bisa masuk sampai bawah lubang yang bisa terjadi karena tube mampat akibat tersbumbat material seperti gambar berikut.


Memang dalam pengerjaan borepile harus sangatlah hati-hati, karena salah metode sedikit saja, hasil borepile bisa jadi tidak dapat di gunakan.
Semoga bermanfaat :)
Jangan lupa baca artikel yang lainn ya :)

Wednesday 29 April 2020

Jenis Jenis Grade Angkur dan Baut Di Pasaran Indonesia

Jenis-jenis grade bolt, baut, dan angkur itu kalau di pasaran sangat banyak. Tetapi pada dasarnya hanya ada 3 atau 4 jenis saja berdasarkan kekuatannya, dengan nama atau grade ekuivalent yang berbeda beda sesuai dengan standard yang mengeluarkannya, ada yang mengacu standard SAE, ada Standard ISO, dan ada standard ASTM. Berikut adalah penjelasannya.

1. Low Medium Carbon Steel (Fy = 240 MPa dan Fy = 400 MPa)
Jenis yang pertama ini merupakan jenis paling rendah, yang paling biasa di gununakan pada konstruksi ringan dan sederhana.  Berdasarkan beberapa standard berikut adalah penamaanya :
Berdasarkan SAE termasuk Grade 1
Berdasarkan ISO termasuk Grade 4.6
Berdasarkan ASTM termasuk Grade A307A

2. Heat treated medium carbon steel (Fy = 660 MPa, Fy = 830 MPa)
Jenis kedua ini yang dimaksud dengan baut mutu tinggi, yang biasa di gunakan pada konstruksi konstruksi berat, seperti jembatan, rangka baja bentang lebar, dermaga, dll.
Berdasarkan SAE termasuk Grade 5
Berdasarkan ISO termasuk Grade8.8
Berdasarkan ASTM termasuk Grade A325

3. Heat treated medium carbon alloy steel (Fy = 940 MPa, Fy = 1040 MPa)
Untuk baut jenis ketiga ini adalah baut dengan mutu sangat tinggi, jarang di pakai. Bahkan saya belum pernah memakainya dalam proyek.
Berdasarkan SAE termasuk Grade 8
Berdasarkan ISO termasuk Grade 10.9
Berdasarkan ASTM termasuk Grade A490

Berikut adalah tabel lengkap nya
Mutu baja berdasarkan SAE



Mutu Baja berdasarkan ISO 989


Mutu Baut berdasarkan ASTM



Semoga bermanfaat :)