Saturday, 30 April 2016

Slump test itu untuk apa?



Kemarin ada Mas Eko nanya, “mas slump nya cuma 11, masuk gak? Rencananya kan 14±2 ?”


Mungkin ada pertanyaan lain?
apa itu slump test ?
pengertian slump test ?
Devinisi slump test ?
Fungsi slump test ?

Jadi apa itu sebenarnya nilai slump? Nilai slump itu sebenarnya adalah nilai yang menunjukkan kualitatif kelecakan dari material beton basah. Apa itu kelecakan? Kelecakan itu adalah tingkat kekentalan atau tingkat keenceran dari material itu. Menurut penulis, ada 2 fungsi utama dari nilai slump sebagai berikut :

1.      Nilai slump dipakai untuk acuan desain beton terhadap workabilitynya di lapangan, tingkat kemudahan pelaksanaanya di lapangan. Emangnya pengerjaanya beda kalau nilai slump nya 6 cm atau nilai slump nya 12 cm ? Sangat berbeda. Bagi teman-teman yang belum pernah bekerja dilapangan mungkin belum bisa merasakan. Akan saya sedikit ceritakan, jadi orang orang lapangan akan lebih suka nilai slump yang tinggi karena beton akan semakin encer dan mudah mengalir, mudah menyebar, tidak perlu susah susah dipaculin supaya rata ke area yang mau di cor. Bayangkan kalau beton itu kental dan saat pengecoran harus diratakan dengan bersusah susah payah, maculin material yang berat jenisnya 2400 kg/m3 tentu lebih berat dari maculin tanah yang cuma 1800 kg/m3.

2.      Nilai slump juga dipakai untuk memeriksa perubahan factor air semen dalam campuran beton. Apa nilai  FAS bisa berubah? Sekali lagi ini adalah ilmu yang didapat dari lapangan, ketika kita memesan ready mix dari suatu batching plant tentu ada variable “transportasi” dimana pada saat readymix itu di angkut tentu terkena pengaruh cuaca dan penguapan air sepanjang jalan. Dari situlah akan terjadi penguapan readymix yang menyebabkan perubahan nilai FAS, belum lagi kalau di jalan ternyata truck mixer nya kehujanan, apa nilai FAS nya tidak akan berubah?

Kembali ke pertanyaan paling atas, sebelum saya jawab, saya tanya dulu sama Mas Eko “ mas itu slump segitu bisa dikerjakaan gak sama tukang cor nya?” dia jawab “bisa!” tentu saja saya putuskan “ oke cor!”

Kenapa nilai slump nya kurang dari rentang rencana tetapi tetap di terima? Pada prinsipnya nilai slump itu ditentukan dari jumlah volume pasta (air + semen + pasir) dibandingkan terhadap jumlah volume kerikil dan ukuran kerikil. Untuk kuat tekan beton yang sama, nilai slump nya bisa dibuat berbeda dengan penyesuaian seperti berikut :

-          Nilai slump tinggi dimana volume pasta (semen + pasir + air + tanpa merubah FAS) lebih banyak dibandingkan volume kerikil dengan perbandingan tertentu. Biasanya untuk slump tinggi maka ukuran kerikilnya akan lebih kecil biar semakin besar volume rongga nya.

-          Nilai slump rendah dimana volume pasta (semen + pasir + air + tanpa merubah FAS ) lebih sedikit dibandingkan volume kerikil dengan perbandingan tertentu. Dan untuk slump rendah biasanya ukuran kerikilnya lebih besar.

-          Nilai FAS harus tetap, karena perubahan nilai FAS akan mempengaruhi kuat tekan beton. Misalnya untuk menambah volume pasta dengan FAS 0,5 jumlah volume air awal 200 dm3 dengan volume semen 100 dm3, maka untuk mengencerkan adukan beton, jumlah airnya ditambah menjadi 220 dm3 dan jumlah semennya ditambah menjadi 110 dm3 sehingga nilai FAS tetap terjaga 0,5. Dari penambahan volume tersebut maka volume pasir dan kerikil harus dikurangi sebanyak penambahan itu. Penambahannya kan sebesar 20 dm3 untuk air dan 10 dm3 untuk semen, sehingga volume kerikil + pasir dikurangi sebesar 30 dm3.

Dan hal yang paling penting diketahui adalah, untuk kuat beton yang semakin tinggi maka nilai FAS nya harus semakin kecil. Bisa dilihat dalam grafik berikut.


Jadi pertimbangan keberterimaan nilai slump di lapangan adalah sebagai berikut :

1.      Misalkan untuk beton fc’ 30 MPa dengan nilai slump rencana 12±2 lalu di lapangan di dapat nilai slump 10 – 14 cm maka sudah pasti beton diterima dan boleh di cor.

2.      Kalau nilai slump ternyata lebih dari 14 cm sudah tentu beton keenceran, dengan volume semen sesuai mix design, berarti jumlah air nya kebanyakan, dan nilai FAS nya berubah jadi lebih besar. Kalau seperti itu kasusnya maka beton ditolak tidak boleh di cor.

3.      Kalau nilai slump nya lebih kecil dari 10 cm, berarti dengan volume semen sesuai mix design tetapi volume airnya lebih kecil sehingga nilai FAS lebih kecil. Otomatis kekuatan beton sebenarnya jadi lebih tinggi. Beton tersebut boleh saja diterima, tetapi ada resikonya yaitu beton susah dikerjakan dan susah dipadatkan dengan vibrator sehingga nantinya bila dipakai untuk cor kolom dan balok bisa terjadi keropos pada betonnya atau jika dipakai untuk cor pelat lantai maka akan terjadi retak susut akibat dehidrasi saat proses reaksi pengerasan beton karena kekurangan air.

5 comments:

  1. Kami CV RUNDAWA TEKNIK - Bandung memposisikan diri sebagai produsen, suplier dan distributor untuk peralatan LAB SIPIL SIPIL (Testing Equipment For : SOIL, CONCRETE, AGGREGATE, APHALT, CEMENT, MINING & General MACHINE,jual sondir 2.5 ton | sondir 5 ton | sondir 10 ton manual / hydraulic , jual hammer test , jual press beton , jasa sondir , jual sand cone test , slump test , cbr laboratorium , field cbr test , vane shear test , triaxial , cylinder mold , cube mold , 3 gang , sieve shaker , spt test , unconfined test , coredrilling machine, cakupan Nasional untuk target pasar Regular, kontak support 1x24 jam/hari dalam pelayanan sehingga dapat membantu dan menjawab kebutuhan anda, dengan cara melalui email fendinykz@yahoo.co.id - info@labtekniksipil.com , Mobile Phone: 082221111131, Tlp/Fax : 02282001060

    ReplyDelete
  2. nice share pak bob... Salam #mahasiswakpgat3 :D

    ReplyDelete
  3. Artikelnya lengkap pak Bob..terima kasih sudah sharing informasi disini.

    Buat yang sedang cari jasa renovasi rumah murah dan buat pondasi dalam pasti butuh jasa bore pile atau jasa strauss pile menggunakan beton dengan harga jayamix atau harga beton jayamix yang murah segera hubungi 0812-1180-291 (Momo)

    ReplyDelete